Atap bangunan mempunyai peran yang sangat penting baik secara fungsional maupun secara estetis.
Secara fungsional atap merupakan bagian yang paling besar perannya dalam memberikan perlindungan terhadap iklim karena merupakan bagian bangunan yang paling banyak terpapar panas dan hujan.
Sedangkan secara estetis, atap merupakan elemen yang sangat menentukan ciri atau karakter suatu bangunan. Misalnya bentuk rumah gadang dan joglo, paling mudah dikenali dari bentukan atapnya
Secara garis besar, atap bangunan dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu jenis lembaran (roof sheet), contohnya seng & sirap, serta jenis kepingan (roof tile) atau dikenal dengan istilah genting.
Pada tulisan kali, saya akan membahas berbagai permasalahan genting sebagai bahan penutup atap
Dibandingkan dengan atap lembaran, atap genting mempunyai beberapa kelebihan, antara lain :
1.Merupakan insulasi panas yang baik, karena bahan yang tebal dan padat mampu meredam rambatan panas. Karakter ini tentu sangat baik untuk menahan paparan terik matahari.
2. Merupakan insulasi suara yang baik, sehingga mengurangi kebisingan suara akibat terpaan air hujan.
3.Memungkinkan pertukaran udara pada ruang di bawah atap. Ini terjadi karena atap genting merupakan rangkaian kepingan yang memungkinkan udara lewat di antara kepingan-kepingan atap. Dengan demikian, udara panas di bawah atap lebih leluasa berekspansi keluar.
Sedangkan kekurangan dari atap genting adalah :
1. Kemiringan atap harus curam, tidak dapat dipasang pada sudut atap landai. Ini terjadi karena atap genting tersusun dari kepingan-kepingan sehingga sudut atap yang landai dapat mengakibatkan bocor pada saat hujan.
2. Bobotnya berat, sehingga menuntut rangka atap yang lebih kuat, yang artinya membutuhkan material rangka atap yang lebih banyak, dan selanjutnya biaya yang lebih besar
3. Lebih rentan terhadap kebocoran. Sekali lagi karena merupakan susunan dari kepingan-kepingan, pemasangan genting menuntut ketelitian dan ketepatan. Jika ini tidak dilakukan, maka interlocking antar kepingan tidak sempurna dan mengakibatkan kebocoran.
Dari segi bahan, ada berbagai jenis genting, antara lain genting tanah liat, genting keramik dan genting beton.
Genting tanah liat adalah jenis genting yang paling merakyat. Dibuat dari tanah liat yang dibakar sehingga berwarna terracotta. Jika pembakaran kurang baik, genting ini akan rapuh atau mudah pecah. Selain itu permukaan genting ini mudah ditumbuhi lumut setelah terpasang beberapa tahun, sehingga menimbulkan warna kehitam-hitaman. Untuk mengatasi masalah lumut ini, seringkali genting dicat sebelum dipasang.
Sama dengan genting tanah liat, genting keramik juga terbuat dari tanah liat, namun pada permukaan atasnya ditambahkan lapisan keramik sehingga mengilap dan tahan lumut. Kualitas pembakaran genting keramik lebih baik dari genting tanah liat karena prosesnya dilakukan di pabrik, bukan di industrik rakyat seperti genting tanah liat. Dengan demikian genting ini lebih keras dan tidak mudah pecah.
Selanjutnya adalah genting beton, yang tentu saja terbuat dari beton dengan finishing cat pada permukaan atas. Dari segi kekuatan, genting ini lebih unggul dari genting tanah liat dan genting keramik. Bobotnyapun lebih berat. Penampilan genting beton sangat dipengaruhi oleh halusnya hasil cetakan dan kualitas cat pada permukaannya.
Bentuk kepingan genting beraneka ragam, gambar-gambar di atas sekedar contoh saja untuk menggambarkan perbedaan penampilan masing-masing jenis genting. Namun yang pasti dalam setiap kepingan pasti terdapat alur-alur untuk interlocking antar kepingan. Dan terakhir, perlu diperhatikan juga, bahwa atap genting memerlukan asesoris-asesoris dalam pemasangan, yaitu rabung dan genting penutup pinggir kiri dan kanan.
Demikian kira-kira plus minus dari pemakaian genting sebagai penutup atap. Pada kesempatan selanjutnya saya akan menulis mengenai penutup atap lembaran (roof sheet). Kiranya bermanfaat bagi teman-teman
Selasa, 23 Februari 2010
Langganan:
Postingan (Atom)