Jumat, 25 Maret 2011

Mobile Concrete Pump [1]

Teman-teman, pada kesempatan ini saya ingin memperkenalkan kawan saya, mesin yang besar dan handal bernama concrete pump atau pompa beton. Alat ini dipergunakan manakala perlu dilakukan pengecoran dalam jumlah besar pada lokasi yang sulit, misalnya di ketinggian. Tanpa alat ini pengecoran dengan kondisi seperti di atas akan memerlukan banyak tenaga kerja dan waktu yang lama.
















Pada saat foto ini diambil, tengah dilakukan proses pengecoran lantai 3 seluas 170m2. Ketinggian pengecoran 8m dan beton yang dibutuhkan sebesar 30m3. Dengan concrete pump, pekerjaan bisa diselesaikan selama 3 jam. Jika dilakukan tanpa concrete pump mungkin akan memakan waktu 12 jam dengan tenaga kerja sangat banyak.

Seperti dapat teman-teman lihat, concrete pump ini bersifat mobile karena dipasang di badan sebuah truk. Belalainya yang sepanjang 15m dapat dilipat pada saat dalam perjalanan.

Pengoperasian concrete pump sederhana saja. Beton segar yang masih cair dituang dari mobil mixer ke dalam sebuah bak, selanjutnya dipompa ke atas melalui belalai ke area yang akan dicor. Belalai concrete pump dapat digerakkan sesuai kebutuhan dengan kontrol seorang operator melalui sebuah remote.














































Selain dari yang tergambar di foto, ada tipe concrete pump yang lebih kecil, untuk menangani pengecoran dengan volume yang lebih sedikit dan posisi yang tidak terlalu tinggi. Biasanya concrete pump kecil ini dipergunakan pada perumahan atau renovasi.

Ada juga concrete pump yang tidak melekat di truk dan terpisah dari belalai. Pompa semacam ini biasa dipakai untuk bangunan tinggi seperti pencakar langit. Pada pekerjaan semacam itu, penggunaan belalai tidak memungkinkan lagi. Beton dipompa lewat pipa baja yang menjulang sepanjang tepi bangunan.

Jika ada kesempatan, saya akan menulis mengenai alat yang ini, namun untuk sementara cukup sekian cerita saya kali ini.

Kamis, 17 Maret 2011

Pabrik Rangka Atap Baja Ringan

Teman-teman, kebetulan saya tadi berkunjung ke pabrik rangka atap baja ringan dan melihat proses pembuatannya, yang ternyata sangat sederhana.

Ternyata bahan baku baja ringan yang datang ke pabrik berupa plat gulungan zinc alum, dengan ketebalan bermacam-macam sesuai kebutuhan.

Plat ini selanjutnya dipress dengan mesin sesuai bentuk yang dikehendaki apakah profil C atau V dan dipotong sesuai panjang pasaran.

Jadilah rangka baja ringan tersebut. Sangat mudah, siapa tahu Anda ingin membuat pabrik semacam ini.


Selasa, 08 Maret 2011

Seputar Roof Sheet

Teman-teman, setelah berbulan-bulan tidak nulis, akhirnya muncul kembali kemauan nulis saya. Mohon maaf pada teman-teman follower.

Karena postingan terakhir saya adalah mengenai atap kepingan/roof tile, maka saat ini saya akan melanjutkan dengan membahas atap lembaran/roof sheet.

Roof sheet adalah bahan atap berupa lembaran. Contohnya atap seng, asbes dan zinc alume.

Keuntungan / keunggulan roof sheet adalah :
1. Bahan yang ringan sehingga tidak dibutuhkan konstruksi kuda-kuda yang kuat.
2. Pengerjaan lebih sederhana, sehingga waktu konstruksi singkat.
3. Relatif tahan terhadap kebocoran, karena berupa lembaran utuh

Kelemahan / kerugian roof sheet adalah :
1. Tidak cukup memberikan insulasi panas, karena penampangnya yang tipis. Atap seng & zinc alume justru meneruskan panas karena berbahan dasar logam.
2. Tidak cukup memberikan insulasi suara, juga karena penampangnya tipis. Karena itu roof sheet akan bising ketika diterpa hujan.

Oke, sekarang kita akan membahas berbagai macam roof sheet.

1. Seng / zinc
Dari berbagai macam roof sheet, bahan ini yang paling murah. Untuk atap biasanya dipergunakan seng gelombang. Seng plat ada juga, biasanya untuk bahan talang.
Kualitas seng antara lain ditentukan oleh ketebalannya, yang pada akhir-akhir ini hanya tersedia yang tipis saja. Atap seng bersifat sangat menghantarkan panas, sehingga ruangan menjadi panas pada siang hari. Selain itu mudah berkarat, sehingga hanya selama 2-3 tahun karena bocor berkarat.

2. Atap asbes
Atap asbes juga berbentuk gelombang, seperti seng. Namun karena bukan berbahan dasar logam, atap ini tidak begitu menghantarkan panas dan suara. Atap asbes tidak berkarat, namun berlumut, yang menyebabkannya berwarna kehitam-hitaman setelah beberapa tahun. Atap asbes dapat pecah jika terinjak. Maka dalam perbaikan sebaiknya diinjak tepat pada bagian rangka. Kalau tidak salah, bahan asbestos untuk membuat atap ini bersifat karsinogenik. Karena itu sebaiknya gunakan plafond di bawah atap asbes.
3. Zinc alume
Atap ini terbuat dari campuran seng dan alumunium dicat. Di daerah saya bahan ini disebut dengan spandek. Salah satu merek yg terkenal adalah Fumira. Bentuk gelombang atap jenis ini bermacam-macam, ada yang bentuknya mirip genting. Ketebalannya juga banyak pilihan. Usahakan pilih ketebalan 0.4mm untuk hasil yg baik Panjang atap zinc alume dapat dipesan sesuai kebutuhan, yang membatasi hanya kepraktisan pengangkutan.
Atap zinc alume tahan karat. Kelemahannya, karena bahannya logam, adalah menyalurkan panas & suara. Namun kelemahan ini dapat dikurangi dengan penambahan lapisan alumunium foil dan glasswool di bawahnya.
Karena sifat-sifat di atas, maka atap zinc alume banyak dipergunakan di pabrik-pabrik dan bangunan berbentang besar lainnya.

4. Sirap
Pada mulanya sirap terbuat dari kayu, namun pada saat ini sudah banyak bahan logam dan sintetis yang dipakai untuk sirap. Bahan-bahan modern ini lebih tahan terhadap cuaca dan jamur daripada kayu. Sirap umumnya dipasang di atas permukaan tripleks, namun ada juga yang cukup kaku untuk dipasang begitu saja. Umumnya sirap memberikan insulasi panas dan suara yang lebih baik dari atap seng atau zinc alume, selain itu penampilannya juga lebih bagus. Namun dari segi harga, sirap lebih mahal dari dua jenis atap tadi.